Taman Bermain

Beberapa kawan sering bertanya, "apa tidak bosan pergi ke Gunung yang sama, meskipun sudah berkali-kali ke sana?"

Untuk pertanyaan mereka, jawaban saya selalu sama, "tidak bosan, dan tidak akan pernah bosan". 

Saya kira, malah Mereka yang, mungkin saja,


sudah terlalu bosan mendengar ajakan "Ayo ke Pangrango!" yang sering saya ulang-ulang setiap kali Rindu dengan suasana Gunung.

"Kenapa harus Pangrango, dan Kenapa pula selalu Pangrango?", cecar mereka dengan penuh selidik.

Pertanyaan di atas memang cukup relevan untuk diajukan. Karena dari sekian Gunung yang pernah saya tapak, Pangrango adalah Gunung yang paling sering saya Kunjungi. Bersama Gunung Gede, terhitung sudah 15 kali saya pergi kesana. Dan, angka itu pun akan terus bertambah seiring perjalanan sang kala.

Bagi saya, Pangrango serupa tempat bermain buat anak-anak. Ia ibarat Lapangan Bola buat Tsubasa, atau Samudera menggelegak bagi Sinbad. Ia Seperti Wonderland nya Alice, atau Neverland nya Peterpan. Di sana lah Kesenangan, Kegembiraan dan kebahagiaan itu menjelma dan menempatkan dirinya. 

Anda yang pernah melewati masa kanak-kanak pada dekade tahun 90 an, pasti sempat merasakan sensasi ini. Karena Saking bahagianya, Seorang anak laki-laki yang tengah asyik bermain bola sambil hujan-hujanan di jalanan atau di tanah lapang, tidak akan mengindahkan pergerakan jarum jam yang menjadi penanda perubahan waktu antara pagi, siang, sore dan malam. Jadwal Mandi sore akan ia abaikan. Kewajiban rutin untuk Ngaji Sorogan di Langgar atau Surau bahkan akan ia lewatkan. 

Kadang, Perlu teguran ekstra dari Ibuk, Emak, Biyung, Bunda atau Mama untuk memaksanya Pulang. Jeweran di telinga, cubitan di lengan, pinggul atau paha, maupun ancaman pukulan kemoceng atau sapu lidi merupakan konsekwensi yang harus diterima si anak karena mengejar kebahagiaannya itu. Tapi, semuanya akan ia terima dengan senang hati. Karena semua Konsekwensi itu tidaklah lebih besar dari kegembiraannya bermain-main dengan bola.

Anda bisa bertanya kepada anak laki-laki itu, apakah ia tidak merasa bosan memainkan permainan yang sama secara berulang-ulang?

Saya Yaqin, Haqqul Yaqin, anak kecil itu akan menjawab pertanyaan anda dengan jawaban yang sama. 

"Tidak bosan, dan tidak akan pernah Bosan!"

***

Tektok Pangrango Mandalawangi, 30 Juli 2016

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Taman Bermain"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel